Ada cerita indah di pertengahan bulan April 2011 yang lalu, ketika Leim ditemani seorang teman untuk mengikuti sidang di pengadilan. Seperti biasa lah, anak muda masuk pengadilan karena motor ditilang tanpa SIM yang ada di tangan cuma STNK. Singkat cerita, Leim diharuskan untuk mengambil STNK yang ditilang tadi di pengadilan kelas I Banda Aceh.
Sesampai di pengadilan, tidak ada tanda-tanda sidang akan dimulai. Sambil menunggu sidang dimulai dan juga belum sarapan pagi tadi, Leim dan temannya minum kopi, menikmati masakan Aceh seperti; timphan, peulhoet, dan lain-lain. Tak lama kemudian, sidang pun dimulai yang pada akhirnya hakim memustuskan Leim harus membayar denda sebesar Rp. 50.000 atau dua hari masuk penjara. Sebenarnya Leim ingin pilih masuk penjara, cari pengalaman di tahanan. Cama sayangnnya dia tidak ada waktu luang untuk mendekam di gebuk derita itu. Setelah pikir-pikir, Leim berkesimpulan memilih bayar denda saja.
Setelah proses bayar denda selesai, STNK yang ditilang satu bulan yang lalu sudah ada di tangan, Leim dan temannya menuju ke ruang parkir yang letaknya di halaman depan pengadilan.
Selanjutnya
Filed under: Bangsa Aceh, Cerpen, Karya Tulis, Memory, Sejarah | 2 Comments »